Kamis, 12 April 2018

HUJAN

Dikala siang terik menerpa datanglah awan gelap menutupi sang mentari disusul turunlah setitik demi setitik air dari atas. Sang putri yang duduk dibalik cendela masih dengan wajah murungnya melihat tetesan air hujan membasahi bumi. Sang putri terus menerawang hingga lamunan itu terpecah oleh panggilan sang bunda “zahra, kenapa terus berada dikamar?” tanya sang bunda, zahrapun melihat bundanya lalu hanya menggelengkan kepala sebagai jawabannya,
“zahra, apa sudah tak mau berbagi dengan bunda?” sembari duduk lebih merapat dekat zahra, zahrapun menaruhkan kepala pada pangkuan bunda seraya dia ingin meluapkan semua yang berada dalam pikirannya. “Bunda, apa hujan itu tanda kesedihan? Kenapa setiap zahra sedih slalu teriringi dengan hujan, aku nggak suka hujan bunda” tanya zahra dan sang bunda mengelus elus kepala zahra sembari berkata “zahra putri bunda yang sholeha, hujan itu karunia atau rahmat Allah yang diturunkan kepada makhluknya di dunia ini yang sangat bermanfaat” “tapi bunda sekarang ayah pergi tugas luar kota yang lama padahal aku liburan, aku juga ingin seperti teman-teman, berlibur dengan ayah dan bundanya. Sedang aku hanya dirumah bersama bunda, kenapa ayah lebih memilih bekerja daripada aku dan bunda, kenapa setiap aku sedih juga selalu turun hujan seolah emang sengaja mengolok aku dan mengikuti aku menangis” cela zahra dengan luapan hati zahra yang begitu meledak, sang bundapun tersenyum manis sambil mengangkat kepala sang putri dan meletakkannya pada dada sang bunda serta memeluknya sambil berkata “ayah berangkat kerja karena tugas yang mulia, lebih memilih menyelamatkan banyak orang yang membutuhkan tuk bisa sehat kembali dan kembali ceria dalam keluarganya daripada kita yang sudah diberi kesehatan yang luar biasa hingga kita bisa melakukan banyak hal, jangan mengeluh wahai putriku tetaplah bersyukur kita dberi sehat dana saling menyanyangi, bayangkan klo salah satu dari kita sakit pastilah kita tak kan bisa tersenyum” penjelasan bunda panjang lebar “iya bunda, ayah emang dokteryang hebat y bun, harusnya aku bangga sama ayah dan slalu mendukung ayah ya bun” jawab sang putri. Bunda menarik tangan putri kecilnya tuk bermain diluar rumah sambil menikmati hujan yang tak terus melambangkan kesedihannya, saat berada dtaman depan rumah sang bunda berucap “coba perhatikan putri kecilku, bunga, pohon dan binatang yang lain bersuka cita menyambut hujan karena kenikmatan Allah yang diberikan kepada mereka semua gar tampak segar” “mereka bergembera bunda?” tanya putri kecilnya “iya sayang, layaknya sekarang, putri bunda pejamkan mata dan rentangkan tanganya lalu rasakan setiap tetesan air yang mengenai tubuhmu adalah nikmat Allah yang luar biasa, tersenyumlah gembira dan bersyukur” ajakan bunda pada sang putri, dan sang putripun melakukannya dan dia merasakan betapa bahagia bisa merasakan tetesan air hujan tersebut, mereka menikmati sambil menari dalam hujan dan menghilangkan bahwa hujan adalah tanda kesedihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar